Sabtu, 07 April 2012

Layanan BK

A. Layanan Informasi

• Pengertian Layanan Informasi

Layanan informasi yaitu : layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien). Klien tidak hanya peserta didik tetapi bisa juga orang tua atau wali.

• Tujuan dan Fungsi layanan Informasi

Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagi pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembagkan pola kehodupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi, digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah keputusan.

• Penyelenggaraan Layana informasi

Layanan informasi dapat diselenggarakan melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi yang dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, film atau vidio, kunjungan ke perusahaan-perusahaan. Berbagai nara sumber, baik dari sekolah sendiri, atau dari sekolah lain, dari lembaga-lembaga pemerintah, maupun dari berbagai kalangan di masyarakat dapat diundang guna memberikan informasi kepada peserta didik. Namun perlu diingat bahwa semua kegiatan hendaknya direncenakan direncanakan secara matang.

Layanan informasi dapat dilaksanakan secara individual, klasikan dan ataupun diselenggarakan secara umum. Dapat juga diberikan secara lisan ataupun seperti jurnal, majalah, dan leaflet.

• Instrumen Evaluasi layanan Informasi

Dalam mengevaluasi pelaksanaan layanan Informasi kami menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah suatu proses memperoleh informasi dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan responden/pihak terkait. Teknik ini digunakan untuk mencari informasi tentang sejauh mana layanan informasi telah dilaksanakan pada suatu sekolah dengan cara wawancara langsung dengan konselor sekolah disekolah tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, 1999. Panduan Kegiatan pengawasan Bimbingan dan Konseling di sekolah.Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Giyono. Desember. Diktat Bimbingan dan Konseling di sekolah.

http://wahid07.wordpress.com/2011/09/28/layanan-informasi-dalam-bimbingan-konseling/

B. Layanan Orientasi

· Pengertian Layanan Orientasi

Ada beberapa versi pengertian Layanan Orientasi yang kami dapatkan dari berbagai sumber, di antaranya:

Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan kedepan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.

Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.

Layanan orientasi mempunyai fungsi sebagai usaha pengenalan lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang baru bagi siswa. Pengenalan-pengenalan lain yang dapat diberikan kepada siswa seperti kurikulum baru yang diterapkan sekolah, waktu proses belajar di sekolah. Pelaksanaan layanan orientasi ini berdasar pada anggapan bahwa memasuki lingkungan baru dan mengadakan penyesuaian bukanlah hal yang mudah (Prayitno & Amti, 1999).

Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (sekolah) yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan orientasi adalah layanan yang diberikan kepada peserta didik serta pihak-pihak lain untuk mengenal dan memahami keadaan dan situasi yang ada pada lingkungan sekolah secara umum agar peserta didik dapat dengan mudah menyesuaikan diri sebagaimana materi yang diberikan.

Adapun materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:

a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.

b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.

c. Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa.

d. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.

e. Peranan kegiatan bimbingan karier.

f. Peranan pelayanan bimbingan konseling dalam membentuk segala jenis masalah dan kesulitan siswa.

· Tujuan Layanan Orientasi

Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan kata lain agar individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru.

Tujuan program orientasi ialah untuk memberikan pengenalan kepada murid-murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya.(Djumhur I. & Drs. Moh. Surya ; 47 ; 1975) Selain itu layanan orientasi diharapkan dapat mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar dan kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa. Begitu juga bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat mendukung keberhasilan anaknya.

· Fungsi Layanan Orientasi

Layanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan pencegahan. Secara rinci pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 jo SK Menpan nomor 84/1993 tentang Guru dan Angka Kreditnya adalah sebagai berikut:

a. Fungsi pemahaman yaitu membantu siswa untuk mengenal dan memahami diri dan lingkungannya secara total. Dimaksudkan agar peserta didik dapat mengenal dan memahami lingkungan yang baru bagi dirinya, sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan dunia yang akan ditempuhnya.

b. Fungsi pencegahan yakni upaya agar peserta didik terhindar dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu dan menghambat proses perkembangannya. Dimaksudkan agar peserta didik dapat terhindar dari permasalahan yang bisa timbul akibat tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga mengganggu keberhasilannya di sekolah maupun di luar. Serta peserta didik tidak
merasa terkucilkan oleh teman-temannya.

· Metode yang Digunakan dalam Layanan Orientasi

Metode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan orientasi kepada siswa dapat dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, program home room dan kunjungan lapangan.

Layanan orientasi bisa dilaksanakan dengan teknik-teknik:

a. Penyajian, yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.

b. Pengamatan yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.

c. Partisipasi, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam suasana kegiatan, mencoba, dan mengalami sendiri.

d. Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dokumen yang terkait.

e. Kontemplasi, yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam tentang berbagai hal yang menjadi isi layanan.

Teknik-teknik tersebut di atas dilakukan oleh konselor, penyaji, nara sumber, dan para peserta layanan sesuai dengan peran masing-masing.

· Pelaksanaan Layanan Orientasi

Proses atau tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut

a. Perencanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

1) Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan,

2) Menetapkan peserta layanan,

3) Menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan,

4) Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media,

5) Menyiapkan kelengkapan administrasi.

b. Pelaksanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

1) Mengorganisasikan kegiatan layanan,

2) Mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi format layanan dan penggunaan media.

c. Evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

1) Menetapkan materi evaluasi,

2) Menetapkan prosedur evaluasi,

3) Menyusun instrumen evaluasi,

4) Mengaplikasikan instrumen evaluasi,

5) Mengolah hasil aplikasi instrumen.

d. Analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

1) Menetapkan standar analisis,

2) Melakukan analisis,

3) Menafsirkan hasil analisis.

e. Tindak lanjut. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

1) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut,

2) Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait,

3) Melaksanakan rencana tindak lanjut.

f. Laporan, meliputi:

1) Menyusun laporan layanan orientasi,

2) Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala sekolah atau madrasah),

3) Mendokumentasikan laporan layanan.

http://konseling-center.blogspot.com/2012/02/layanan-orientasi-dan-layanan-informasi.html

C. Bimbingan Kelompok

· Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (teruama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-ama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.

Menurut Tohirin (2007: 170) menyebutkan bahwa definisi bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2004: 565).

Sementara itu, Dewa Ketut Sukardi (2008: 64) menyatakan hal yang sama mengenai bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/ konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan yang harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada sasaran. Dari awal sampai akhir akan saya jabarkan disini sehingga diharapkan tidak ada kesalahan dalam proses pemberian Layanan Bimbingan Kelompok. Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995: 40) ada empat tahapan, yaitu:

· Tahap I Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.

· Tahap II Peralihan

Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan keompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat.

Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:

1) Menjelaskan kegiaatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya;

2) menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya;

3) membahas suasana yang terjadi;

4) meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota;

5) Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin, yaitu:

1. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka

2. Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaannya.

3. Mendorong dibahasnya suasana perasaan.

4. Membuka diri, sebagai contoh dan penuh empati.

· Tahap III Kegiatan

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati.
Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:

1. Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan.

2. Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu

3. Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas.

4. Kegiatan selingan.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

· Tahap IV Pengakhiran

Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

1. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.

2. Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.

3. Membahas kegiatan lanjutan.

4. Mengemukakan pesan dan harapan.

Setelah kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-hari.


http://ewintri.wordpress.com/tag/tahap-pelaksanaan-bimbingan-kelompok/

D. Konseling Individual

· Pengertian Layanan Konseling Individual

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.

Dari beberapa jenis layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada peserta didik, tampaknya untuk layanan konseling perorangan perlu mendapat perhatian lebih. Karena layanan yang satu ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari layanan bimbingan dan konseling, yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus.

Dalam prakteknya, memang strategi layanan bimbingan dan konseling harus terlebih dahulu mengedepankan layanan – layanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, namun tetap saja layanan yang bersifat pengentasan pun masih diperlukan. Oleh karena itu, guru maupun konselor seyogyanya dapat menguasai proses dan berbagai teknik konseling, sehingga bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka pengentasan masalahnya dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu:

(1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah)

(2) tahap inti (tahap kerja)

(3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan)

· Tahap Awal

Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya:

v Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan; dan kegiatan.

v Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien.

v Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif yang sesuai bagi antisipasi masalah.

v Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara konselor dengan klien, berisi:

(1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan;

(2) Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien; dan

(3) Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan konseling.

· Inti (Tahap Kerja)

Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja.

Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :

v Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya.

v Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.

v Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.

Hal ini bisa terjadi jika :

v Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

v Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar – benar peduli terhadap klien.

v Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien.

· Akhir (Tahap Tindakan)

Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :

v Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.

v Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.

v Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).

v Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya

Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ;

(1) menurunnya kecemasan klien;

(2) perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis;

(3) pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya; dan

(4) adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.


http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/26/proses-layanan-konseling-individual/

http://www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.htm